Pemdes Moyag Tampoan Silaturahmi dengan Wali Kota dan Wakil Wali Kota

0

TOPIKBMR.NEWS KOTAMOBAGU – Pemerintah desa Moyag Tampoan melakukan silaturahmi dengan Wali Kota  Kotamobaghu Ir Tatong Bara dan Wakil Wali Kota Nayodo Koerniawan, 23 April 2023. Safari lebaran ini berlansung di rumah dinas Wali Kota dan Wakil Wali Kota.

WaliKota Kotamobagu Ir Hj Tatong Bara menyampaikan ucapan selamat Hari Raya Idul Fitri 1444 Hijriah. “Saya atas nama pribadi, keluarga dan seluruh jajaran Pemerintah Daerah Kota Kotamobagu menyampaikan ucapan Selamat Hari Raya Idul Fitri 1444 Hijriah kepada seluruh Ummat Islam di Kota Kotamobagu, Semoga segala amal ibadah kita selama bulan suci Ramadhan ini senantiasa bernilai pahala dan diterima Allah SWT, Mohon Maaf Lahir dan Batin,”ujar Walikota

Dikatakan Sangadi Moyag Tampoan Himawan Mamonto, bawah giat ini merupakan bentuk silaturahmi antara bawahan kepada pimpinan. Apalagi, di hari raya Idul Fitri seperti saat ini.

Ditambahkan, Lebaran adalah momen berbagi tapi sekaligus selebrasi keakraban, kekeluargaan, kebersamaan, dan keramahtamahan paling sakral dan naturally menunjukkan keaslian.

Silaturahmi dan musafahah (berjabat tangan) terserap ke budaya salam-salaman dari rumah ke rumah, di ruang publik, bahkan di jagat maya dengan fasilitas medsos. Silaturahmi, memaafkan dan berjabat tangan itu ajaran agama. Berkunjung, anjangsana, dan halal bihalal adalah produk budaya khas Indonesia. Lebaran mempertemukan nilai dan ajaran agama itu dalam budaya bermaafan tulus antar warga, antar keluarga, antar sesama yang tak terperi.

Setiap orang secara rela dan merelakan dirinya meminta maaf dan memaafkan. Memberi dan membagi. Hanya ada wajah cerah ceria dan bergembira. Hati yang ikhlas dan mengikhlaskan. Sikap apa adanya dan tak dibuat-buat, jauh dari niat pencitraan. Itu semua terjadi di momen lebaran.

Saya bisa mengatakan bahwa lebaran –budaya khas Indonesia merayakan hari kemenangan Idul Fitri yang tak ada duanya di dunia– itu telah menjadi “ruang pertemuan” dan “ruang budaya” yang sarat nilai. Lebaran mempertemukan ajaran yang sakral dan budaya yang profan. Antara ushuli dan furu’i. Yang universal dan partikular. Yang kulliyat dan juz’iyat.

Lebaran mencontohkan nilai agama yang menyatu ke dalam budaya. Budaya yang menjadi lahan penyemaian nilai agama. Karenanya, agama dan budaya di Indonesia tak saling bertentangan, bahkan dengan sendirinya saling membutuhkan. Agama membutuhkan wadah budaya untuk bisa diterima dan sampai ke pemeluknya. Budaya menjadi ruang aktualisasi nilai-nilai agama

Leave A Reply

Your email address will not be published.