TOPIKBMR.CO KOTAMOBAGU — Kopi merupakan salah satu komoditas di dunia yang dibudidayakan lebih dari 50 negara. Kopi adalah minuman hasil seduhan biji kopi yang telah disangrai dan dihaluskan menjadi bubuk kopi.
Di Indonesia, Kopi sudah menjadi minuman wajib kebanyakan orang, terutama di pagi hari sebelum melakukan aktifitas. Bahkan, bukan hanya dipagi hari saja, siang dan malam pun, Kopi menjadi minuman pilihan. Terlebih bagi pecinta kopi.
Banyaknya penikmat kopi yang ada, tentu hal ini dapat dimanfaatkan oleh wirausahawan untuk membuka peluang bisnis. Karena berpotensi untuk meningkatkan ekonomi bahkan lapangan pekerjaan.
Tidak sedikit kita jumpai tempat untuk menikmati kopi, baik di Kota-kota besar bahkan Kota kecil pun, kita bisa jumpai kedai-kedai yang menyediakan minuman yang berasal dari Abyssinia, nama daerah lawas di Afrika.
Di Kota Kotamobagu sendiri, sudah banyak pelaku Usaha Kecil Menengah (UKM) yang membuka usaha tentang kopi, baik itu warung kopi, kedai, café dan sebagainya. Bahkan, ada juga yang menjadi distributor meski hanya kecil-kecilan. Tentu hal ini berpotensi dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat di Kota Kotamobagu lewat peluang bisnis dari tanaman kopi sendiri.
Salah satunya Eka Paduo, pemilik usaha ‘Kopi Rinjing’ yang bekerja dibidang penghasil biji kopi dan bubuk kopi sekaligus distributor kopi dari Desa Moyag, Kecamatan Kotamobagu Timur, Kota Kotamobagu. Pun, dari usaha ini, dirinya bisa meraup keuntungan hingga jutaan rupiah dalam sebulannya.
“Alhamdulillah, keuntungannya dalam dua hari itu 15 kilo gram. Kebetulan saat ini harga kopi dipasaran naik, jadi dalam sekilo itu keuntungannya sampai Rp 20 Ribu,” kata Eka kepada TopikBMR.com, Kamis (9/1/2020).
Pun, hasil kopi yang diolahnya berasal dari petani-petani lokal yang ada di Kota Kotamobagu, terutama petani kopi di Desa Moyag. Sehingga dengan itu bisa membantu meningkatkan roda perekonomian para petani.
“Biji kopi saya beli dari petani lokal. Tentu ini juga bisa membantu meningkatkan gairah mereka dalam meningkatkan perputaran ekonomi, terutama bagi petani kopi,” tukasnya.
Bahkan, konsumen yang memesan kopi rinjing ini selain warga lokal dan warung-warung, ada juga dari luar daerah seperti Kota Manado. Tapi itu tergantung pesanan yang ada. “Selain warga setempat, ada juga dari Manado yang jadi konsumen, terutama pelaku usaha café dan lain-lain. Namun itu tergantung pesanan yang ada,” ujar Eka.
(Tri)