Dua Faktor Utama Jadi Kendala, Pemdes Moyag Cari Solusi Untuk Pabrik Gula Semut
TopikBMR,KOTAMOBAGU– Semenjak dibangun pada tahun 2016 lalu, pabrik Gula Semut, yang berada di Desa Moyag, Kecamatan Kotamobagu Timur ternyata belum beroperasi. Bangunan yang terletak diperkebunan jalan Dakoulu ini merupakan bantuan dari Kementerian Perindustrian.
Belum beroperasinya pabrik ini, disebabkan dua faktor yakni, akses jalan dan sumber air. Dimana, akses jalan menuju ke lokasi masih sangat sulit dilalui karena kondisi jalan yang terbilang sangat buruk. Sedangkan untuk sumber air masih sulit didapat.
Dari kedua faktor penyebab belum beroperasinya pabrik ini, Pemerintah Desa (Pemdes) Moyag saat ini tengah berupaya untuk mencari solusi bagaimana bisa mendapatkan air untuk jalannya pabrik gula semut tersebut.
Menurut Sekretaris Desa (Sekdes) Moyag, Maskur Gumalangit, Pemdes Moyag telah berencana akan bekerjasama dengan Desa di Daerah tetangga yakni Desa Moyongkota, Bolaang Mongondow Timur untuk persoalan air.
Disini ada mata air bukaka. Tapi jaraknya jauh kurang lebih 1 kilo meter dan itu sudah masuk wilayah Moyongkota. Kata Maskur, saat berada di pabrik gula semut, Senin (02/03/2020) kemarin.
Sebelumnya, Pemdes sudah melakukan penggalian sumur bor di lokasi. Akan tetapi, meski sudah sangat dalam titik air belum juga ditemukan.
“Pernah menggali sumur, tapi hingga puluhan meter tidak ditemukan air. Sehingga alternatifnya kita harus mengambil air dari desa tetangga. Kalau masalah air ini sudah teratasi, maka para petani aren sudah bisa memanfaatkan pabrik ini,” terang Sekdes
Pun, Kepala Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja Imran Golonda, yang juga berada di lokasi mengatakan hal yang sama. Dikatakannya, selain air dan juga akses jalan yang susah dilewati, proses pengolahan gula terkendala dengan sistem pengapian pada mesin pengolahan yang belum sesuai standar yang dibutuhkan.
“Pernah diuji coba, tapi gulanya tidak seperti yang dimasak manual karena pengapiannya yang kurang. Solusinya adalah akan dibangun lima tungku di bagian luar. Nanti proses pemasakan gula melalui tungku itu baru dipindahkan ke dalam (mesin produksi-red),” katanya.
Dibangunnya pabrik ini, menurut Imran untuk memberdayakan masyarakat petani aren yang ada di Desa Moyag. “Kebetulan disini banyak warga yang berprofesi sebagai petani gula aren. Jadi kami memanfaatkan potensi yang ada untuk kesejahteraan masyarakat,” pungkas Imran.
(Tri)