TOPIKBMR,NEWS BOLTIM – Bupati Sam Sachrul Mamonto (SSM) mengatakan pentingnya ide dan gagasan untuk menyambut Indonesia sebagai ketua ASEAN.
Hal tersebut diungkapkan SSM, saat menjadi narasumber pada seminar yang digagas Pusat Studi ASEAN – LPPM Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) Manado.
“Ini peluang besar dari hasil potensi di daerah untuk bisa bersaing. Apalagi di Sulawesi Utara melalui pelabuhan Bitung yang menjadi salah satu jalur pertemuan laut dari kepulauan-kepulauan di Indonesia, pertemuan kapal tengker dan peti kemas (jalur perdagangan internasional),” ujar Sachrul dihadapan peserta seminar, Rabu 31 Agustus 2022.
Menurutnya, mahasiswa dan para akademisi bisa memberikan sumbangsi gagasan, pemikiran dan tindakan untuk daerah, maka akan bisa didapat nilai penting (menyambut Indonesia sebagai ketua ASEAN) yang nantinya akan disampaikan ke pemerintah pusat.
“Apa yang bisa kita berikan untuk daerah kita. Apa yang bisa kita pikirkan dan lakukan untuk daerah kita, agar bisa memberikan point penting yang bisa diberikan ke pemerintah pusat,” ujarnya.
Dikatakannya juga, paling penting dari kesiapan menyambut Keketuaan Indonesia dalam ASEAN, harus ada penyelarasan dan perbaikan peraturan-peraturan dari pusat sampai ke daerah sehingga nantinya ada kesesuaian dan tidak ada tumpang tindih dalam penerapan.
“Intinya, pemerintah Republik Indonesia harus memperbaiki regulasi sampai tingkat Kabupaten agar bisa bersinergi.” tuturnya.
Masih menurut Sachrul, bahwa Indonesia pasti mampu dan siap terlepas dari adanya krisis global dan nantinya proses politik dalam negeri, yakni Pemilu tahun 2024 yang prosesnya nanti pada tahun 2023.
“Indonesia pada tahun 2023 akan mempersiapkan melaksanakan pemilihan secara serentak, Yakni Pilpres, Pileg, dan Pilkada. Ini akan dihadapi dan pasti Indonesia mampu untuk menjadi Ketua ASEAN 2023,” ujar Sachrul menanggapi pertanyaan mahasiswa.
Seminar yang berlangsung di Aula FISIP Unsrat ini mengangkat tema Prospek Keketuaan Indonesia di ASEAN Tahun 2023 bagi Pengembangan dan Pertumbuhan Ekonomi Daerah Serta Kemampuan dan Kebutuhan Daerah Perbatasan (Sulawesi Utara) untuk Menghadapinya.
Turut hadir sebagai narasumber, Ketua Foregin Policy Community of Indonesia, DR Dino Patti Djalal, Dosen Jurusan Ilmu Politik Fispol Unsrat, Franky N. Rengkung S.IP MA, Ketua LPPM Unsrat Prof DR Ir Charles L. Kaunang MS serta Kepala Pusat Studi ASEAN – LPPM Unsrat DR Drs Michael Mamentu MA. ***