topikbmr.co BOLTIM-Angka kematian ibu dan anak di Kabupaten Bolaang Mongondow Timur (Boltim) terbilang turun. Sebelumnya, tercatat 13 bayi dan empat ibu meninggal di tahun 2018, sementara kematian ibu dan anak selang Januari hingga Mei tahun ini masih nihil.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Eko Marsidi mengatakan, menurunnya angkat kematian ibu anak lantaran adanya beberapa program Lababa (Lahir Bayi Bawah Akte), Ramah Anak, Kelas Ibu dan Lintas Sektor aparat desa.
“Kami berupaya untuk menurunkan angka kematian ibu dan anak dengan beberapa program,” ungkap Marsidi. Jumat(17/5/2019)
Lanjutnya, sebagian besar penyebab kematian anak di Boltim dipicu cacat bawaan, diare dan kelalaian kogenita. Sedangkan, kematian ibu disebabkan hipertensi, jantung dan pendarahan saat melahirkan.
“Atas hasil identifikasi, maka dinas Kesehatan berupaya, untuk menekan jumlah kematian ibu dan anak dengan beberapa program. Antara lain perekrutan 27 bidan baru yang ditempatkan tiap desa,” ungkapnya
Ia juga mengatakan, memberikan sosialisasi kepada masyarakat khusus ibu hamil dengan selalu memeriksa calon bayi ke Puskesmas.
“Pemeriksaan rutin saat Posyandu sangat penting,” ujarnya
Terpisah, Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinkes, Kartini Djaman menambahkan, kesadaraan masyarakat sudah tinggi dibandingkan lalu. Mereka lebih percaya dokter dibandingkan dukun kampung.
“Kami sudah berupaya agar sosialisasi dan program ini tetap berjalan. Masyarakat harus lebih pintar dalam hal menjaga kesehatan mulai dari komsumsi hingga konsultasi di tiap Puskesmas,” tutupnya. (Iki)