topikbmr.co LIFESTYLE – Ayah saat mendengar kabar bahwa kau disana yang sedang mencari nafkah untuk keluargamu, namun kini engkau tertimpa musibah. Hati ini luluh seketika, tak kuat mendengar berita ini.
Aku sudah tua nakk…,walau umurku sudah senja dengan keadaan yang tak kuat lagi untuk berjalan, untuk melangkahkan kaki menaiki area pertambangan, tapi Ayah paksakan untuk berangkat. Sepertinya, kaki ini pun seperti diberi kekuatan oleh Tuhan YME, untuk dapat menjangkau dimana engkau tertimpa musibah.
Tangis ini pun pecah, ketika Ayah sampai ditempat dimana kau tertindih retuntuhan batu dan pasir. Melihat keadaan lokasi yang ada, tapi ayah berusaha untuk menguatkan kembali hati ini, walau itu hanya untuk menenangkan hati Ayah.
Dengan segenap ketegaran hati, Ayah berdiri dimulut gua memanggil-manggil namamu nak…Dengan berharap kaupun mendengar sahutan suara Ayahmu ini…….
Hanya doa yang dapat ayah panjatkan kepada Sang Ilahi untuk mukjizat yang ada…Tapi jikapun Allah SWT berkehendak lain…..Ayah dan keluarga pun Ikhlas menerimanya. Semoga amal dan lelah letihmu, menjadi amal Sholehmu disana Nak…Aminnn.
Sepenggal kisah ini, terinspirasi dari seorang Ayah bernama Amrin Simbala (72) yang saat ini, mencari keberadaan anaknya (Odeng Simbala) yang tertimbun tanah longsor di PETI Bakan Kecamatan Lolayan Kabupaten Bolmong. Dimana, hingga saat ini sang Ayah sangat berharap jika anaknya segera ditemukan oleh Tim SAR gabungan Basarnas, TNI, Polri dan BPBD.
Semoga dengan kisah ini tergugah hati kita, betapa besarnya cinta dan kasih sayang orang tua kita, kepada anaknya. Meski dalam kondisi apapun, ternyata orang tua selalu setia dan memikirkan anaknya. Semoga kita semua mencintai dan mengasihi orang tua kita yang telah bersusah payah, membesarkan, mengasuh dan men- Sekolahkan kita. Diakahir kata, semoga kita tergolong anak yang berbakti kepada kedua orang tua, dan bukan anak yang durhaka.
Penulis Misrawati Mamonto S.Pt