Jumlah Anak Putus Sekolah Meningkat, Swempry Sorot Kinerja Diknas Bolmong

0

TOPIK BOLMONG – Angka anak yang putus sekolah di Kabupaten Bolmong begitu tinggi. Padahal Anggaran yang bersumber dari APBD untuk dunia pendidikan itu sangat fantastis. Di tahun 2018 saja, Bupati dan Wakilnya, Yasti Mokoagow dan Yanny Rony Tuuk, menganggarkan sekitar Rp.65,4 milliar, agar dunia pendidikan di Bolmong bisa semakin maju.

Namun apa boleh dikata, sekitar 1.529 anak dinyatakan putus sekolah. Karena dinilai tidak mampu menjalankan visi misi Bupati dan Wakil Bupati Bolmong, Kepala Dinas Pendidikan (Diknas) Bolmong, tuai sorotan tajam. Salah satunya datang dari anggota DPRD Bolmong.

Anggota DPRD Bolmong, dari fraksi PDI Perjuangan, Swempry Rugian, mengatakan pihaknya sangat menyesali banyaknya anak-anak di Bolmong yang putus sekolah. Swempry menganggap Kepala Diknas Bolmong, Renti Mokoginta tidak mampu terjemahkan visi-misi Hebat Yasti Yanny.

“Renti Mokoginta tidak mampu mengentaskan angka anak putus sekolah. Dimana dinas ini dengan menggunakan Pagu Anggaran APBD T.A 2018 sebesar 65 M lebih, telah mengoleksi angka hampir 1000-an anak siswa putus sekolah,” kata Swempry.

Artinya, katanya Swempry, visi-misi hebat Yasti-Yani, dalm bidang pendidikan yaitu menuju Bolmong yang Cerdas tak mampu diimplimentasikan oleh Renti Mokoginta, selaku Kepala Diknas.

“Kan tidak simetris dgn besaran anggaran yg beliau pakai sebesar 6,5 M,” katanya.

Dari data yang diperoleh, angka putus sekolah di Kabupaten Bolmong mencapai 1.529 siswa siswi tahun 2017. Besarnya angka putus sekolah disebabkan beragam faktor salah satunya faktor ekonomi serta keinginan untuk melanjutkan pendidikan. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bolaang Mongondow (Bolmong) terus berupaya menekan jumlah tersebut.

Menurut Kepala Dinas Pendidikan, Renty Mokoginta dari jumlah 1529 anak putus sekolah, pihaknya sudah berupaya mengatasi dengan menyiapkan sejumlah program.

“Kita sudah membujuk dan merekrut anak anak yang putus sekolah. Dari 1529 siswa ini tinggal 927 siswa yang putus sekolah tahun 2019,” kata Renty.

Pihaknya pun menurut Renty, sudah menargetkan permasalahan 927 anak putus sekolah itu agar segera tuntas.

“Kita targetkan 927 siswa ini kembali ke sekolah sampai tahun 2020. Memang anggaran sebesar itu harusnya bisa selesai dalam satu tahun tetapi tergantung dari keinginan anak anak ini,” tegas Renty. (#)

Leave A Reply

Your email address will not be published.